Senin, 09 Desember 2013

kloning



PANDANGAN AGAMA TERHADAP MASALAH KESEHATAN DIMASYARAKAT
NI LUH PUTU KARMILA DEWI ,IA KEPERAWATAN,C1113005
PANDANGAN AGAMA TERHADAP KLONING
email  :karmiladewi23@yahoo.co.id
STIKES BINA USADA BALI
Abstract
Background: In the modern era , many people or scientists who did the experiment  that humans are more advanced. One of them is a clone . Cloning ( Klonasi ) is a technique to make offspring with the same genetic code as its parent in certain living creatures in the form of plants , animals , and humans . At this cloning experiment scientists have failed and others succeeded . With this clone living creatures, including cloning.
Methods : The method used in the preparation of this paper is the method of literature review , the authors collected a variety of sources or references that are relevant to the material.
Results : Cloning in biology produces genetically identical population of identical individuals that occurs in nature when organisms such as bacteria , insects or human tanaman.Kloning generate new man , but to obtain stem cells that can be used to study human.
Conclusions : Advances in science and technology especially in the field of medicine that has eliminated . Through cloning technology , anyone can be duplicated .
Keyword : Kloning
 Abstrak
Latar belakang: Pada era modern ini banyak sekali orang atau para ilmuan yang melakukan ekperimen yang menjuru agar manusia lebih maju. Salah satunya adalah mengkloning. Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada percobaan kloning ini ilmuan ada yang gagal dan ada pula yang berhasil. Dengan mengkloning ini makhluk hidup termasuk manusia bisa digandakan.
Metode: Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu penulis mengumpulkan berbagai sumber atau referensi yang relevan dengan materi yang disajikan dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut.
Hasil: Kloning dalam biologi menghasilkan populasi serupa genetik individu identik yang terjadi di alam saat organisme seperti bakteri, serangga atau tanaman.Kloning manusia menghasilkan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Kesimpulan: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi. Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, bahwa kedua prosedur  itu ternyata tidak bisa dibandingkan.


 Kata kuci : Kloning

PENDAHULUAN
            Kloning merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat bermanfaat untuk memultiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan tertentu dan preservasi hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan produksi hewan kloning lewat transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai spesies, seperti domba, sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci, efisiensinya sampai sekarang masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen, dengan sekitar 10 persen yang lahir hidup (Han et al., 2003 dalam Hine, T. M, 2004). Transfer inti melibatkan suatu seri prosedur yang kompleks termasuk kultur sel donor, maturasi oosit in vitro, enukleasi, injeksi sel atau inti, fusi, aktivasi, kultur in vitro reconstructed embryo, dan transfer embrio, jika salah satu dari tahap-tahap ini kurang optimal, produksi embrio atau hewan kloning dapat terpengaruh.
Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al. (1997), dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang pada akhirnya menghasilkan anak domba kloning
 yang diberi nama Dolly (Hine, T. M, 2004). Kloning domba pertama sebenarnya telah dilaporkan  26 tahun yang lalu oleh Willadson (1986) yang menggunakan blastom - blastomer embrio sebagai donor inti. Dan hal inilah yang menjadi  precursor bagi kegiatan-keg Dolly.
Produksi domba identik oleh Willadson (1986) mencetuskan berbagai perbaikan dalam tehnik-tehnik kloning pada berbagai spesies hewan. Hewan-hewan kloning yang dihasilkan dari transplantasi inti sel somatik telah dilaporkan pada mencit, sapi, kambing, domba, dan babi (Hine, T. M, 2004).
Penelitian-penelitian yang melibatkan spesies-spesies lain terus dilakukan, lewat transplantasi inti. Walaupun hewan kloning yang dihasilkan lewat transplantasi inti sangat tidak efisien, akan tetapi fakta bahwa perkembangan kloning akan besar sekali dampaknya terhadap kehidupan manusia menyebabkan percobaan-percobaan terkait kloning masih dilakukan. Terlepas dari pro dan kontra terhadap proses kloning, pada dasarnya kloning tetap memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh manusia misalnya dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang terancam punah. Untuk itu, perkembangan pengetahuan tentang kloning seperti proses klonin, tehnik kloning, serta manfaat kloning harus dipahami secara benar.
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kloning
            Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Kata ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
 Kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau identik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba hasil rekayasa dalam ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.
2.      Proses Kloning pada Hewan Menggunakan  Dua Tehnik
TehnikRoslin
 Kloning domba Dolly merupakan peristiwa  itu penting dalam sejarah kloning. Dengan kegiatan kloning yang dilakukan pada kambing tidak hanya membangkitkan suatu antusias terhadap kloning, melainkan kegiatan kloning tersebut membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi hewan yang lengkap.  Menurut Ian Wilmut dan Keith Cambell memperkenalkan tentang suatu metode yang mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel, yakni sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus diupayakan untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel G0, atau stadium sel dorman (Rusda, M.,2003).
Tahapan yang dilakukan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell adalah sebagai berikut (Rusda, M., 2003). Pertama, suatu sel (yang dijadikan sebagai sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti sama..
Kedua, Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium G0 atau stadium dorman. Kemudian sel telur dari domba betina Blackface dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.. Domba blackface adalah domba betina yang mukanya tertutupi bulu hitam ataupun  Scottish Blackface.
Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Tehnik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena hanya beberapa sel yang mampu bertahan cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio setelah diaktifkan oleh kejutan listrik (Rusda, M., 2003).

Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Apabila ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya akan lebih mampu bertahan dibandingkan dengan embrio yang diinkubasi di dalam laboratorium. Pada tahap terakhir, embrio tersebut akan ditempatkan ke dalam uterus betina penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil kloning tadi hingga hewan hasil kloning siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan atau kesalaha selama dalam uterus domba, maka suatu duplikat yang persis sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap DNA. Percobaan kloning domba Dolly, yang merupakan mamalia pertama yang dikloning dari DNA sel dewasa, telah dibunuh dengan suntikan mematikan pada tanggal 14 Februari 2003. Sebelum kematiannya, Dolly menderita kanker paru-paru dan arthritis  itu melumpuhkan, padahal sebagian besar domba Finn Dorset hidup sampai 11 sampai 12 tahun. Setelah diperiksa, kambing Dolly tampaknya menunjukkan bahwa, selain kanker dan arthritis, ia tampaknya cukup normal Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proses kloning dengan tehnik Roslin yang dilakukan pada domba, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

TehnikHonolulu
Pada Juli 1998, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Yanagimachi menciptakan tiga generasi secara berturut-turut. Sebelum keberhasilan ini, diperkirakan bahwa  tahap awal di mana embrio genom hewan mengambil  lebih (dua-sel pada tikus) menyulitkan nukleus  pemrograman ulang terjadi. Tikus adalah salah satu yang untuk melakukan kegiatan mengkloning tidak seperti domba. Pada tikus, sel telur melai melakukan mitosis segera setelah proses pembuahan itu terjadi, sehingga menyebabkan  peneliti hanya memiliki sedikit waktu untuk memprogram. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebu itu ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi yaitu menghasilkan 3 kloning dari sekitar seratus proses kloning yang yang dilakukan, sedangkan dibandingkan percobaan yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya menghasilkan satu klon dari 277 proses kloning yang di lakukan. Apabila kita persentasikan, maka prosentase keberhasilan tehnik Honolulu lebih besar dengan angka persentase 3%, sedangkan tingkat keberhasilan dengan tehnik Roslin yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya meliputi sebesar yaitu dengan jumlah o,36%.Wakayama dan Yanagimachi melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Ian Wilmut. Ian Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki ke stadia G0, sedangkan Wakayama dan Yanagimachi awalnya menggunakan beberapa tipe sel yakni, sel otak dan sel kumulus. Sel otak berada dalam stadia G0 secara alamiah dan sel yang itu merupakan kumulus.
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai penerima atau resipien dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk mengkloning Dolly, percobaan Wakayama tanpa melalui proses in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah menerima nukleus-nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu kultur kimia  yang untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu substansi yang mampu menghentikan pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadikan jumlah dari gen dalam sel menjadi setengah dari jumlah gen sel normal.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di lahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus, maka darin itu penelitian dikonsentrasikan melalui  pada sel - sel dari tipe – tipe  sel yang kumulus.
Setelah terbukti bahwa tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup, Wakayama juga membuat kloning dari kloning, dan membiarkan mahluk klon yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka  yang memiliki kemampuan reproduksi secara sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima puluh kloning. Tehnik baru ini memungkinkan untuk melaksanakan penelitian  ini lebih lanjut tentang bagaimana tepatnya sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus. Tikus bereproduksi itu dalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan domba. Hal ini menguntungkan dalam hasil penelitian jangka panjang. Kloning juga sedang diterapkan pada spesies lain. Sebagai contoh, pada awal tahun 2000, Akira Onishi dan  koleganya di Jepang, mencoba untuk mengkloning hewan babi merupakan (Buchana,F.,2000). Para pendukung teknologi kloning berpendapat bahwa teknologi kloning dan penelitian  akan meningkatkan mutu  kualitas ilmu pengetahuan  dan kehidupan yang dengan menjawab permasalah - permasalahn biologi secara kritis, dan  memajukan dunia peternakan, genetika dan  ilmu medis. Alasan utama di balik kegunaan  kloning adalah bahwa dengan menghasilkan salinan genetik yang hampir identik dari suatu organisme, hasil yang diperoleh lebih cepat dan lebih dapat diprediksi  dibandingkan dengan teknik reproduksi sebelumnya seperti  inseminasi buatan, yang membutuhkan biaya yang mahal (Tong,WF.,2002).
Ada beberapa perbedaan mendasar antara  itu tehnik kloning Roslin yang diterapkan oleh Ian Walmut dan tehnik Honolulu inilah yang dilakukan oleh Wakayama. Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut:
   Untuk lebih jelas melihat proses kloning Honolulu, maka dapat dilihat pada gambar 4, sebagai berikut:

3.Proses Kloning Gen Pada Manusia
1. Mempersiapkan sel stem.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipiahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur.
4. Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah menjadi   embrio.
6. Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor. Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di dalam laboratorium. Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
• Preperasi sampel DNA murni
• Pemotongan DNA murni
• Analisis ukuran fragmen DNA
• Penggolongan molekul DNA
• Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
• Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi

 Ada beberapa tahap pada kloning:
  • Sel stem dari donor (bisa pria dan wanita) diambil inti selnya. Inti sel berisi informasi genetik. Pada saat yang sama disiapkan pula sel telur yang diambil dari seorang wanita. Sel telur tersebut diambil inti selnya.
  • Inti sel dari donor disisipkan ke dalam sel telur. Terjadi proses pembelahan dan pertumbuhan dalam sel telur.
  • Pada hari kedua, mereka tumbuh menjadi sel embrio dan terus membelah dan pada hari kelima mulai memisahkan diri.
  • Pada hari kelima inilah sel embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita dan berkembang menjadi bayi dengan kode genetik sama dengan sel donor
3.      Manfaat Kloning
  • Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
  • Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
  • Untuk tujuan diagnostik dan terapi
  • Menolong atau menyembuhkan pasangan infertile untuk mempunyai ketur
4.      Dampak Positif dan Negatif Kloning
o   Dampak positif
              Dampak yang positif ada pada tumbuhan, dan dapat memberikan manfaat lebih banyak. Salah satunya adalah memperbanyak tanaman yang unggul. Tanaman tersebut yang akan berkembang adalah tersebut tanaman baru yang akan berkembang dalam waktu singkat dan cepat dan akan mamilikisifat yang sama dengan induknya.

o   Dampak negatif
              Kloning pada tanaman akan menghasilkan tanaman yang baru dari tanaman yang langka. Demikian pula pada hewan dan manusia, namun pada hewan dan manusia juga masih di pertentangkan. Kalangan tersebut yang menentang  suatu berpendapat bahwa pengkloningan ini dapat juga disalah gunakan untuk menciptakan spesies dan ras baru. Dan juga pengkloningan pada mamalia belum sepenuhnya sempurna, buktinya pengkloningan domba dolly yang masih banyak menderita banyak penyakit.

6.Pro dan Kontra Masyarakat Terhadap Kloning
            Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan yang mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi malapetaka.Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita.Jadi satu-satunya cara adalah kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk itulah kemudian membandingkannya.
            Jadi, Anda akan mendapatkan bukti.Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh ramalan manusia.
Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebcerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
7.Pandangan Agama Terhadap Kloning
v  Menurut Pandangan Agama Islam
            Dalam kitab - kitab klasik belum (atau mungkin malah tidak) ditemukan pendapat-pendapat pakar hukum Islam mengenai hukum spesifik kloning. Namun, metode pengambilan hukum melalui kaidah-kaidah ushul fiqh yang telah digunakan mereka bisa dijadikan panduan untuk mengambil dan menentukan kasus-kasus hukum yang akan terjadi berikutnya. Karena belum (mungkin juga tidak) ditemukannya rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final . Dalam kasus yang menyeluruh. di sini kami akan kemukakan beberapa pendapat sebagian ahli hukum Islam masa kini mengenai kasus kloning ini. Pendapat ini kami kutip dari kajian yang dibuat Badan Kajian Keislaman (Majma’al-Buhts al-Islamiyyah), Kairo, Mesir.Kloning itu terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia maka hukumnya itu mubah/halal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia (lihat surat al-Baqarah/2:29 dan dengan surat al-Jatsiyah/45:13).
Professor Abdulaziz Sachedina of the University of Virginia, merujuk pada ayat Al-quran surat Al-Mukminun 12-14, bahwa ilmuwan yang mengadakan kloning ini tidak mempercayai Allah adalah pencipta yang paling sempurna terhadap makhluknya. Usaha mengkloning adalah usaha untuk mengingkari kesempurnaan Allah (QS. 23:12-14) ” Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
            Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.Hasil konferensi tahun 1997 oleh Islamic fiqh mengemukakan pandangan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta, seminar ini menyimpulkan bahwa Kloning manusia itu haram dan Kloning terhadap hewan itu halal, Kloning terhadap manusia itu akan menimbulkan masalah komplek sosial dan moral.
Fatwa terakhir, tentang larangan mengkloning manusia dikeluarkan jawatan Kuasa Fatwa Majelis Kebangsaan Malaysia yang melalui keputusan mudzakarah yang ke 51 pada tanggal 11 maret 2002, menetapkan bahwa : (1) Kloning manusia untuk tujuan apapun adalah haram, karena bertentangan dengan fitrah kejadian manusia, sebagaimana yang ditentukan oleh Allah SWT. (2) Penggunaan stem cell dengan tujuan medis sejauh tidak ber tentangan dengan hukum syara diperbolehkan.
Ali Yafie dengan tegas menyatakan bahwa bayi kloning merupakan bayi bermasalah dalam bentuk hukum islam karena bersangkutan dengan :
Bayi kloning akan dipertanyakan siapa ibu dan bapak syahnya dalam proses kloning terdapat 3 pihak.Perempuan yang diambil sel telurnya, donor pemberi selnya (inti selnya akan mengganti inti sel pertama yang sudah dihancurkan, Ibu pengganti yang rahimnya dipakai untuk
menanam embrio yang berasal dari donor, sampai dapat menyelesaikan perkembangannya dan melahirkannya, ketiga pihak itu dipertanyakan status dan hubungannya dalam unit keluarga. Proses kloning menggambarkan lahirnya manusia akan mendapat nasab dari mana.Karena kloning  itu adalah persoalan kontemporer yang hukumnya sendiri tidak pernah dibicarakan dalam al-Quran maupun Hadist dan ijtihad para ulama Mutaqaddimin. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menetapkan hukumnya adalah melalui ijtihad.
Implikasi positif 
            Kloning dapat membantu pasangan suami-istri yang mempunyai problem reproduksi untuk memperoleh anak,Dengan kloning, para ilmuwan dapat mengobati berbagai macam penyakit akibat rusaknya, beberapa gen yang terdapat dalam tubuh manusia,Kloning memberikan peluang kepada para ilmuwan untuk menentukan karakteristik (fisik dan mental),Ilmuwan dapat menentukan silsilah seseorang yang tak dikenal Dapat menjadikan sebagai dasar untuk membuktikan pelaku perzinahan.
            Implikasi negatif
            Proses penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata (the divine will), dengan mengkloning manusia, berarti telah memasuki dan mengintervensi ranah kekuasaan Allah,Para ilmuwan tersebut tidak mempercayai bahwa Allah adalah pencipta yang paling sempurna (Ahsan al-Khaliqin),Tuhan telah menciptakan manusia dengan keragaman, kloning manusia bertentangan dengan sunatullah. (Partaonan Daulay, 2005 . 92) Kloning ini hukumnya haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Kloning manusia akan menghilangkan garis keturunan, padahal Islam mewajibkan memelihara nasab, diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda :
“ Siapa saja yang menghubungkan kepada orang yang bukan ayahnya, atau seorang budak bertuan kepada selain tuannya, maka akan mendapat laknat dariAllah,paramalaikat,danseluruhmanusia.(HR.IbnuMajah).
Menjadi hal yang menarik pada poling tahun 2001 oleh CNN, diantara 1005 orang Amerika yang menganggap kloning manusia adalah ide yang buruk lebih dari 90 persen. Dan hampir 69 persen menganggap itu adalah melawan kehendak Tuhan. Hanya 19 persen pada tahun 1997 yang menganggap tidak melawan kehenda Tuhan dan meningkat pada tahun yaitu 2001, 23 persen menganggap itu tidak melawan perintah Tuhan.
v  Menurut Pandangan Agama Hindu
            Menurut ajaran Hindu, ada tiga jenis makhluk yang diciptakan Tuhan, yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia, sesuai dengan ruang dan waktu. Manusia merupakan yang paling sempurna, karena ia punya kelebihan bisa menentukan dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Tubuh manusia, termasuk seluruh elemennya, juga mempunyai kodrat sendiri-sendiri. Kuku di kaki, rambut di kepala, dan seterusnya, itu memiliki kodrat masing-masing.
            Dalam cerita ini Ramayana dikatakan bahwa Dewa Agni pernah menciptakan Maya Sintha (Kloningan Sitha) agar Sitha asli selamat dari upacara pembuktian kesucian dengan media api. dalam hindu sendiri para jiwa-jiwa yang berkualitas siddhi mampu melakukan banyak hal,termasuk seperti kloningan ini. dvaita konsep menyatakan bahwa sang Dewa adalah sama dengan Jiwa yang artinya terpisah dari Tuhan itu sendiri,jadi jika dikatakan dewa Agni bisa melakukan hal itu,jelas bahwa ciptaan tuhan mampu melakukan kloningan seperti sekarang ini.dan  sedangkan Advaita konsep menganggap bahwa atman  adalah percikan kecil dari Brahman yang menyimpulkan bahwa atma juga  adalah tuhan. konsep ini malah menyimpulkan dengan lebih jelas lagi,jika atman adalah sama dengan Tuhan,maka tak heran jika atman dengan indriya dan kemampuannya mampu mengkloning.tapi terlepas dari hal itu,membenturkan cerita dahulu kala yang sulit dalam pembuktiannya dengan Sains, akan sangat susah.
v  Menurut  Pandangan Agama Kristen  Protestan
            Sekalipun Alkitab tidak secara khusus membicarakan topik mengenai kloning manusia, ada prinsip-prinsip Alkitab yang hanya dapat memberi pencerahan. Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil. Pertama - tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik itu kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan sebuah peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. Sekalipun mungkin saja untuk makhluk duplikat diciptakan dengan cara semacam ini (misalnya domba Dolly), kemungkinan untuk berhasilnya menduplikasikan suatu makhluk hidup tanpa ada variasi, dan tanpa adanya komplikasi, adalah amat sangat tipis. Pandangan Kristen protestan mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu.   Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Pada intinya dalam ajaran Agama Kristen protestan tidak di perbolehkan adanya proses kloning pada manusia akan tetapi jika terhadap hewan dan tumbuhan proses kloning diperbolehkan .
v  Menurut Pandangan AgamaKristen Katolik
Pandangan  Agama Kristen Katolik mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang mana dijual atau diperdagangkan. Sebagian  dari orang mempromosikan kloning untuk manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok.
Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.
            Mengenai apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian 2:7 mengatakan bahwa      Ketika        itulah     TUHAN  Allah   membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah gambaran Allah menciptakan jiwa manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45). Pertanyaannya adalah jiwa seperti apa yang akan diciptakan oleh kloning manusia? Ini bukanlah pertanyaan yang dapat kita jawab saat ini.
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada saat pembuahan ini  dengan terbentuknya embrio, dan karena itu embrio bukan betul - betul manusia. Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur 139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
” Penulis, Daud, menyatakan bahwa dia dikenal secara pribadi oleh Allah sebelum dia dilahirkan, berarti bahwa pada saat pembuahannya dia adalah manusia dengan masa depan dan Allah mengenal Dia dengan dekat.Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil Yesaya untuk melayani sebagai nabi ketika dia masih berada dalam kandungan ibu. Yohanes Pembaptis juga dipenuhi dengan Roh Kudus ketika dia masih berada dalam kandungan (Lukas 1:15). Semua ini menunjuk pada pendirian Alkitab bahwa hidup dimulai pada saat pembuahan. Dalam terang ini, kloning manusia, bersama dengan dirusaknya embrio manusia, tidaklah sejalan dengan pandangan Alkitab mengenai hidup manusia.Lebih dari itu, kalau manusia diciptakan, tentulah ada Sang Pencipta, dan karena itu manusia tunduk dan bertanggung jawab kepada Sang Pencipta itu. Sekalipun pandangan umum pandangan psikologi sekuler dan humanistik mau orang percaya bahwa manusia  yang tidak bertanggung jawab kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dan bahwa manusia adalah otoritas tertinggi, Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia, dan memberi manusia tanggung jawab atas bumi ini (Kejadian 1:28-29 dan Kejadian 9:1-2). Dengan tanggung jawab ini ada akuntabilitas kepada Allah. Manusia bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan karena itu dia tidak dalam posisi untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu pengetahuan juga bukan otoritas yang menentukan etis tidaknya kloning manusia, aborsi, atau eutanasia.
Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.Kalau kita melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan sebagai ciptaan yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka tidak sulit untuk melihat manusia tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki. Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan unsur-unsur kimia. Alkitab dengan jelas yang mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap kita dan memiliki rencana khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan hubungan pribadi dengan setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah bodoh kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning. Manusia tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
v  Menurut  Pandangan Agama Budha
            Dari sudut pandang budha, maka kita percaya bahwa tidak ada kekuatan yang bisa melawan hukum-hukum Dhamma hukum alam yang “mengatur” semesta ini. Selama ini kita hanya bisa hidup dengan menyelaraskan diri dengan hukum alam. Kita, misalnya, hanya bisa bernapas dengan menghirup udara, karenanya harus menggunakan tabung oksigen di dalam laut. Kita minum air tawar  bukan air asin; kalau tidak air tawar, maka kita hanya bisa berusaha menawarkan air asin, dan sebagainya.
Ada dua kategori hukum alam yang terkait dalama masalah kloning, yakni:
 Bija Niyama (hukum-hukum biologis) .Dari sudut Bija Niyama, terbukti, sebenarnya apa yang dilakukan oleh para sarjana selama ini, hanyalah sekedar mempelajari hukum alam (dalam hal ini proses alami pembuahan) lalu mencontohi dan menerapkannya (dalam hal ini memberi kejutan listrik dan mengkondisikan “pembuahan”  masuknya DNA ke sel ovum). Nah, sampai disini kita tidak usah kwatir, sebab bila tidak sejalan dengan hukum alam, maka tidak akan berhasil (dalam istilah agama lain : “Bila tidak dikehendaki Tuhan”). Dalam kasus Dolly, terbukti para sarjana masih sangat meragukan kelangsungan hidup Dolly. Secara biologis, Dolly yang baru dilahirkan sebenarnya telah berumur 6 tahun, karena DNA-nya diambil dari sel yang telah berumur 6 tahun (domba induk yang di”fotokopi” telah berumur 6 tahun). Terbukti hukum alam Anicca turut “menghadangnya”. Belum lagi, telah terbukti bahwa hasil kloning biasanya peka terhadap perubahan lingkungan dan cepat mati.
            Terbukti, embrio manusia hasil kloning Jerry Hall diatas hanya berumur beberapa hari dan tidak sampai menjadi jabang bayi. Apa gunanya usaha kloning bila hanya untuk menghasilkan makhluk berumur pendek – mengalami penuaan dini dan berpenyakitan. Saat ini pun para ilmuwan masih “wait and see” pada nasib Dolly.Kamma Niyama (hukum karma). Dari sudut Kamma Niyama, diketahui bahwa kelahiran kembali dikondisikan oleh Tanha (keinginan yang sangat kuat) dalam hal ini Kamma Tanha (keinginan kuat akan kenikmatan nafsu) dan Bhava Tanha (keinginan kuat untuk senantiasa bereksis). Keinginan kuat ini berbentuk arus enerji batin yang sangat kuat yang lalu mencari “wadah” (badan) untuk bereksis (baca: lahir kembali).  Enerji batin yang luar biasa ini adalah unsur utama kelahiran; unsur biologis yang menyediakan “wadah” adalah unsur berikutnya,  itu yang tanpa harus memperhitungkan bagaimana unsur biologis itu dipersiapkan oleh alam. Lalu, bagaimana (perjalanan) karma dari mereka yang adalah hasil “fotokopi” dengan “asli”nya, atau apalagi kalau “fotokopi”nya dibuat banyak. Vinnana (kesadaran / “jiwa” terlahir kembali) mana yang asli?. Apakah  yang vinnana itu juga turut “berfotokopi”? Penjelasannya yang sangat sederhana. Di alam ini tidak ada makhluk yang persis sama. Sebenarnya hasil kloning tidak mungkin pernah sama.
Walau “blue print” (DNA) sama, tapi pengalaman-pengalaman yang akan di alami tidak mungkin sama. Disekitar kita saja, banyak kembar identik (berwajah sama, bersifat sama) yang terlahir dari satu zygote (calon embrio hasil pembuahan alami) yang membelah menjadi dua. Mereka sebenarnya justru adalah kloning alami, tapi bukankah para kembar identik di masyarakat kita perjalanan nasibya (baca: karmanya) akan berbeda. Jadi, jelas mereka berasal dari vinnana yang berbeda. Kedekatan kondisi atau keakraban mereka satu sama lain di alam kehidupan yang sebelumnya mengkondisikan mereka terlahir di kandungan yang sama. Kondisi (sankhara) termasuk pengalaman-pengalaman hidupnya (yang dalam bahasa buddhis adalah bersangkutan dengan karma-nya) akan berbeda sejak dimulainya pembelahan sel (yang kemudian akan membentuk makhluk utuh). Tempat “nidasi” (tempat embrio melekat di kandungan ibu) dari dua kembar identik, sudah pasti akan berbeda. Dan, ternyata nutrisi yang diterima oleh jabang bayi di dalam kandungan  tersebut tergantung pada lokasi nidasi ini. Nutrisi yang berbeda menyebabkan pula perbedaan besar dan sehatnya bayi yang lahir .Setelah lahir pengalaman hidupnya pasti akan berbeda. Dengan demikian Kamma Niyama (hukum karma) berjalan terus. Tidak ada benturan dengan Dhamma. Dhamma adalah hukum alam, hukum alam tidak bisa dilawan.
Agama Buddha melarang atau tidak melarang kloning?. Bila ditelusuri lebih lanjut, maka istilah melarang sebenarnya tidak relevan dengan ajaran Sang Buddha. Ajaran Sang Buddha bukanlah pasal-pasal hukum dan undang-undang. Agama Buddha adalah ajaran yang mengajarkan ajaran ketuhanan  menunjukkan yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik bukan ajaran yang mengajarkan “perintah Tuhan”. Ajaran agama Buddha  sebenarnya tidak mendasarkan mnengatakan bahwa dapat tidaknya
konsep melarang (atau membolehkan) adalah konsep manusiawi. Tuhan adalah sesuatu  itu yang lebih besar, bukan makhluk bukan pribadi. Juga bukan makhluk adikodrati ataupun mahadewa, yang dianggap sebagai penguasa alam ini. Umat Buddha juga tidak perlu kwatir bahwa usaha kloning akan melecehkan kitab suci Tipitaka. Kita tidak perlu mendasarkan keberadaan Dhamma pada kitab-kitab suci dan sabda-sabda. Dhamma adalah hukum alam. Hukum alam akan berjalan tidak tergantung pada ada atau tidaknya kitab suci Tipitaka (buat umat Buddha) ataupun pernah atau tidak pernahnya Sang Buddha terlahir.Dengan demikian, sebenarnya pertimbangan pemberlakuan sesuatu hal dalam pandangan agama Buddha adalah pada baik atau tidak baiknya hasil perbuatan itu bagi diri sendiri dan bagi diri orang lain.
KESIMPULAN
            Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa genetik individu identik yang terjadi di alam saat organisme seperti bakteri, serangga ataupun tanaman bereproduksi secara aseksual . Secara definisi, klon adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuhan itu  melalui proses reproduksi aseksual yang berasal dari satu induk yang sama. Proses kloning pada hewan menggunakan dua tehnik yaitu, Tehnik Roslin dan Tehnik Honolulu. Sedangkan, Proses kloning gen pada manusia meliputi yaitu, mempersiapkan sel stem,sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipindahkan dari sel , mempersiapkan sel telur , sel telur dipicu supaya terjadinya pembelahan dan pertumbuhan, blatosis mulai memisahkan diri dan siap diimplantasikan ke rahim, embriontumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetic  persis sama dengan sel donor.Manfaat kloning ialah,  Untuk pengembangan ilmu pengetahuan , mengembangkan dan memperbanyak bibit unggu,l Untuk tujuan diagnostik dan terapi, Menolong ataupun     menyembuhkan suatu pasangan infertile untuk mempunyai ketur.Dampak positif kloning yaitu, ada pada tumbuhan, dan dapat memberikan manfaat lebih banyak. Salah satunya adalah memperbanyak tanaman yang unggul. Sedangkan dampak negatif kloning yaitu , kloning pada tanaman tersebut akan menghasilkan tanaman yang baru dari tanaman yang langka. Demikian pula pada dan manusia, namun pada hewan dan manusia masih di pertentangkan.Pro dan kontra masyarakat terhadap kloning ialah, bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum maupun itu dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab  ini ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi     malapetaka.Pandangan agama terhadap kloning, semua agama mempunyai pandangan masing- masing baik dari segi positif maupun negatif.