PANDANGAN AGAMA
TERHADAP MASALAH KESEHATAN DIMASYARAKAT
NI
LUH PUTU KARMILA DEWI ,IA KEPERAWATAN,C1113005
PANDANGAN
AGAMA TERHADAP KLONING
email :karmiladewi23@yahoo.co.id
STIKES
BINA USADA BALI
Abstract
Background:
In the modern era , many people or scientists who did the experiment that humans are more advanced. One of them is
a clone . Cloning ( Klonasi ) is a technique to make offspring with the same
genetic code as its parent in certain living creatures in the form of plants ,
animals , and humans . At this cloning experiment scientists have failed and
others succeeded . With this clone living creatures, including cloning.
Methods : The method used in the preparation of this paper is the method of literature review , the authors collected a variety of sources or references that are relevant to the material.
Results : Cloning in biology produces genetically identical population of identical individuals that occurs in nature when organisms such as bacteria , insects or human tanaman.Kloning generate new man , but to obtain stem cells that can be used to study human.
Methods : The method used in the preparation of this paper is the method of literature review , the authors collected a variety of sources or references that are relevant to the material.
Results : Cloning in biology produces genetically identical population of identical individuals that occurs in nature when organisms such as bacteria , insects or human tanaman.Kloning generate new man , but to obtain stem cells that can be used to study human.
Conclusions : Advances in science and technology especially in the field of medicine
that has eliminated . Through cloning technology , anyone can be duplicated .
Keyword : Kloning
Abstrak
Latar
belakang: Pada
era modern ini banyak sekali orang atau para ilmuan yang melakukan ekperimen
yang menjuru agar manusia lebih maju. Salah satunya adalah mengkloning. Kloning
(Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Pada percobaan kloning ini ilmuan ada yang gagal dan ada pula yang
berhasil. Dengan mengkloning ini makhluk hidup termasuk manusia bisa digandakan.
Metode:
Metode
yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu
penulis mengumpulkan berbagai sumber atau referensi yang relevan dengan materi
yang disajikan dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut.
Hasil: Kloning dalam
biologi menghasilkan populasi serupa genetik individu identik yang terjadi di
alam saat organisme seperti bakteri, serangga atau tanaman.Kloning manusia menghasilkan
manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk
mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Kesimpulan: Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan
itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi. Soal kekhawatiran
banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang
dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, bahwa kedua
prosedur itu ternyata tidak bisa
dibandingkan.
Kata kuci : Kloning
PENDAHULUAN
Kloning
merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat bermanfaat untuk
memultiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan tertentu dan preservasi
hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan produksi hewan kloning lewat
transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai spesies, seperti domba,
sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci, efisiensinya sampai sekarang
masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen, dengan sekitar 10 persen yang
lahir hidup (Han et al., 2003 dalam Hine, T. M, 2004). Transfer inti melibatkan
suatu seri prosedur yang kompleks termasuk kultur sel donor, maturasi oosit in
vitro, enukleasi, injeksi sel atau inti, fusi, aktivasi, kultur in vitro
reconstructed embryo, dan transfer embrio, jika salah satu dari tahap-tahap ini
kurang optimal, produksi embrio atau hewan kloning dapat terpengaruh.
Sejarah tentang
hewan kloning telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi contoh hewan kloning
baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al. (1997), dan untuk pertama
kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Hewan
kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba dewasa yang
dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang
kromosomnya telah dikeluarkan, yang pada akhirnya menghasilkan anak domba
kloning
yang diberi nama Dolly (Hine, T. M, 2004).
Kloning domba pertama sebenarnya telah dilaporkan 26 tahun yang lalu oleh
Willadson (1986) yang menggunakan blastom - blastomer embrio sebagai donor
inti. Dan hal inilah yang menjadi
precursor bagi kegiatan-keg Dolly.
Produksi domba
identik oleh Willadson (1986) mencetuskan berbagai perbaikan dalam
tehnik-tehnik kloning pada berbagai spesies hewan. Hewan-hewan kloning yang
dihasilkan dari transplantasi inti sel somatik telah dilaporkan pada mencit,
sapi, kambing, domba, dan babi (Hine, T. M, 2004).
Penelitian-penelitian
yang melibatkan spesies-spesies lain terus dilakukan, lewat transplantasi inti.
Walaupun hewan kloning yang dihasilkan lewat transplantasi inti sangat tidak
efisien, akan tetapi fakta bahwa perkembangan kloning akan besar sekali
dampaknya terhadap kehidupan manusia menyebabkan percobaan-percobaan terkait
kloning masih dilakukan. Terlepas dari pro dan kontra terhadap proses kloning,
pada dasarnya kloning tetap memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh
manusia misalnya dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang terancam punah.
Untuk itu, perkembangan pengetahuan tentang kloning seperti proses klonin,
tehnik kloning, serta manfaat kloning harus dipahami secara benar.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kloning
Kloning dalam biologi
adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis
yang sama (populasi) yang identik secara genetik.
Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang
biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria,
serangga,
atau tumbuhan.
Dalam bioteknologi,
kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen,
sel,
atau organisme.
Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Kata
ini diturunkan dari kata clone
atau clon, dalam bahasa
Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani,
("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting",
merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura
sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
Kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk
hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik
yang sama atau identik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut
seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur domba yang telah
direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba hasil
rekayasa dalam ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.
2.
Proses Kloning pada Hewan
Menggunakan Dua Tehnik
TehnikRoslin
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa itu penting dalam sejarah kloning. Dengan kegiatan kloning yang dilakukan pada kambing tidak hanya membangkitkan suatu antusias terhadap kloning, melainkan kegiatan kloning tersebut membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi hewan yang lengkap. Menurut Ian Wilmut dan Keith Cambell memperkenalkan tentang suatu metode yang mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel, yakni sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus diupayakan untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel G0, atau stadium sel dorman (Rusda, M.,2003).
Tahapan yang dilakukan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell adalah sebagai berikut (Rusda, M., 2003). Pertama, suatu sel (yang dijadikan sebagai sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti sama..
Kedua, Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium G0 atau stadium dorman. Kemudian sel telur dari domba betina Blackface dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.. Domba blackface adalah domba betina yang mukanya tertutupi bulu hitam ataupun Scottish Blackface.
Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Tehnik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena hanya beberapa sel yang mampu bertahan cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio setelah diaktifkan oleh kejutan listrik (Rusda, M., 2003).
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa itu penting dalam sejarah kloning. Dengan kegiatan kloning yang dilakukan pada kambing tidak hanya membangkitkan suatu antusias terhadap kloning, melainkan kegiatan kloning tersebut membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi hewan yang lengkap. Menurut Ian Wilmut dan Keith Cambell memperkenalkan tentang suatu metode yang mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel, yakni sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus diupayakan untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel G0, atau stadium sel dorman (Rusda, M.,2003).
Tahapan yang dilakukan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell adalah sebagai berikut (Rusda, M., 2003). Pertama, suatu sel (yang dijadikan sebagai sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti sama..
Kedua, Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium G0 atau stadium dorman. Kemudian sel telur dari domba betina Blackface dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.. Domba blackface adalah domba betina yang mukanya tertutupi bulu hitam ataupun Scottish Blackface.
Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Tehnik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena hanya beberapa sel yang mampu bertahan cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio setelah diaktifkan oleh kejutan listrik (Rusda, M., 2003).
Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Apabila ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya akan lebih mampu bertahan dibandingkan dengan embrio yang diinkubasi di dalam laboratorium. Pada tahap terakhir, embrio tersebut akan ditempatkan ke dalam uterus betina penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil kloning tadi hingga hewan hasil kloning siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan atau kesalaha selama dalam uterus domba, maka suatu duplikat yang persis sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik yang sama dengan
domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada efek yang
merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit genetis
lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap DNA. Percobaan kloning domba
Dolly, yang merupakan mamalia pertama yang dikloning dari DNA sel dewasa, telah
dibunuh dengan suntikan mematikan pada tanggal 14 Februari 2003. Sebelum
kematiannya, Dolly menderita kanker paru-paru dan arthritis itu melumpuhkan, padahal sebagian besar domba
Finn Dorset hidup sampai 11 sampai 12 tahun. Setelah diperiksa, kambing Dolly
tampaknya menunjukkan bahwa, selain kanker dan arthritis, ia tampaknya cukup
normal Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proses kloning dengan tehnik
Roslin yang dilakukan pada domba, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
TehnikHonolulu
Pada Juli 1998, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Yanagimachi menciptakan tiga generasi secara berturut-turut. Sebelum keberhasilan ini, diperkirakan bahwa tahap awal di mana embrio genom hewan mengambil lebih (dua-sel pada tikus) menyulitkan nukleus pemrograman ulang terjadi. Tikus adalah salah satu yang untuk melakukan kegiatan mengkloning tidak seperti domba. Pada tikus, sel telur melai melakukan mitosis segera setelah proses pembuahan itu terjadi, sehingga menyebabkan peneliti hanya memiliki sedikit waktu untuk memprogram. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebu itu ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi yaitu menghasilkan 3 kloning dari sekitar seratus proses kloning yang yang dilakukan, sedangkan dibandingkan percobaan yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya menghasilkan satu klon dari 277 proses kloning yang di lakukan. Apabila kita persentasikan, maka prosentase keberhasilan tehnik Honolulu lebih besar dengan angka persentase 3%, sedangkan tingkat keberhasilan dengan tehnik Roslin yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya meliputi sebesar yaitu dengan jumlah o,36%.Wakayama dan Yanagimachi melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Ian Wilmut. Ian Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki ke stadia G0, sedangkan Wakayama dan Yanagimachi awalnya menggunakan beberapa tipe sel yakni, sel otak dan sel kumulus. Sel otak berada dalam stadia G0 secara alamiah dan sel yang itu merupakan kumulus.
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai penerima atau resipien dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk mengkloning Dolly, percobaan Wakayama tanpa melalui proses in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah menerima nukleus-nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu kultur kimia yang untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu substansi yang mampu menghentikan pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadikan jumlah dari gen dalam sel menjadi setengah dari jumlah gen sel normal.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di lahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus, maka darin itu penelitian dikonsentrasikan melalui pada sel - sel dari tipe – tipe sel yang kumulus.
Setelah terbukti bahwa tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup, Wakayama juga membuat kloning dari kloning, dan membiarkan mahluk klon yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka yang memiliki kemampuan reproduksi secara sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima puluh kloning. Tehnik baru ini memungkinkan untuk melaksanakan penelitian ini lebih lanjut tentang bagaimana tepatnya sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus. Tikus bereproduksi itu dalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan domba. Hal ini menguntungkan dalam hasil penelitian jangka panjang. Kloning juga sedang diterapkan pada spesies lain. Sebagai contoh, pada awal tahun 2000, Akira Onishi dan koleganya di Jepang, mencoba untuk mengkloning hewan babi merupakan (Buchana,F.,2000). Para pendukung teknologi kloning berpendapat bahwa teknologi kloning dan penelitian akan meningkatkan mutu kualitas ilmu pengetahuan dan kehidupan yang dengan menjawab permasalah - permasalahn biologi secara kritis, dan memajukan dunia peternakan, genetika dan ilmu medis. Alasan utama di balik kegunaan kloning adalah bahwa dengan menghasilkan salinan genetik yang hampir identik dari suatu organisme, hasil yang diperoleh lebih cepat dan lebih dapat diprediksi dibandingkan dengan teknik reproduksi sebelumnya seperti inseminasi buatan, yang membutuhkan biaya yang mahal (Tong,WF.,2002).
Ada beberapa perbedaan mendasar antara itu tehnik kloning Roslin yang diterapkan oleh Ian Walmut dan tehnik Honolulu inilah yang dilakukan oleh Wakayama. Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Pada Juli 1998, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Yanagimachi menciptakan tiga generasi secara berturut-turut. Sebelum keberhasilan ini, diperkirakan bahwa tahap awal di mana embrio genom hewan mengambil lebih (dua-sel pada tikus) menyulitkan nukleus pemrograman ulang terjadi. Tikus adalah salah satu yang untuk melakukan kegiatan mengkloning tidak seperti domba. Pada tikus, sel telur melai melakukan mitosis segera setelah proses pembuahan itu terjadi, sehingga menyebabkan peneliti hanya memiliki sedikit waktu untuk memprogram. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebu itu ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi yaitu menghasilkan 3 kloning dari sekitar seratus proses kloning yang yang dilakukan, sedangkan dibandingkan percobaan yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya menghasilkan satu klon dari 277 proses kloning yang di lakukan. Apabila kita persentasikan, maka prosentase keberhasilan tehnik Honolulu lebih besar dengan angka persentase 3%, sedangkan tingkat keberhasilan dengan tehnik Roslin yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya meliputi sebesar yaitu dengan jumlah o,36%.Wakayama dan Yanagimachi melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Ian Wilmut. Ian Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki ke stadia G0, sedangkan Wakayama dan Yanagimachi awalnya menggunakan beberapa tipe sel yakni, sel otak dan sel kumulus. Sel otak berada dalam stadia G0 secara alamiah dan sel yang itu merupakan kumulus.
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai penerima atau resipien dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk mengkloning Dolly, percobaan Wakayama tanpa melalui proses in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah menerima nukleus-nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu kultur kimia yang untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu substansi yang mampu menghentikan pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadikan jumlah dari gen dalam sel menjadi setengah dari jumlah gen sel normal.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di lahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus, maka darin itu penelitian dikonsentrasikan melalui pada sel - sel dari tipe – tipe sel yang kumulus.
Setelah terbukti bahwa tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup, Wakayama juga membuat kloning dari kloning, dan membiarkan mahluk klon yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka yang memiliki kemampuan reproduksi secara sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima puluh kloning. Tehnik baru ini memungkinkan untuk melaksanakan penelitian ini lebih lanjut tentang bagaimana tepatnya sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus. Tikus bereproduksi itu dalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan domba. Hal ini menguntungkan dalam hasil penelitian jangka panjang. Kloning juga sedang diterapkan pada spesies lain. Sebagai contoh, pada awal tahun 2000, Akira Onishi dan koleganya di Jepang, mencoba untuk mengkloning hewan babi merupakan (Buchana,F.,2000). Para pendukung teknologi kloning berpendapat bahwa teknologi kloning dan penelitian akan meningkatkan mutu kualitas ilmu pengetahuan dan kehidupan yang dengan menjawab permasalah - permasalahn biologi secara kritis, dan memajukan dunia peternakan, genetika dan ilmu medis. Alasan utama di balik kegunaan kloning adalah bahwa dengan menghasilkan salinan genetik yang hampir identik dari suatu organisme, hasil yang diperoleh lebih cepat dan lebih dapat diprediksi dibandingkan dengan teknik reproduksi sebelumnya seperti inseminasi buatan, yang membutuhkan biaya yang mahal (Tong,WF.,2002).
Ada beberapa perbedaan mendasar antara itu tehnik kloning Roslin yang diterapkan oleh Ian Walmut dan tehnik Honolulu inilah yang dilakukan oleh Wakayama. Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Untuk lebih jelas melihat proses kloning Honolulu, maka
dapat dilihat pada gambar 4, sebagai berikut:
1.
Mempersiapkan sel stem.
2.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipiahkan
dari sel.
3.
Mempersiapkan sel telur.
4.
Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5.
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah
menjadi embrio.
6.
Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor. Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di dalam laboratorium. Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor. Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di dalam laboratorium. Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
• Preperasi sampel DNA murni
• Pemotongan DNA murni
• Analisis ukuran fragmen DNA
• Penggolongan molekul DNA
• Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
• Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA
rekombinasi
Ada beberapa tahap pada kloning:
- Sel stem dari donor (bisa pria dan wanita) diambil inti selnya. Inti sel berisi informasi genetik. Pada saat yang sama disiapkan pula sel telur yang diambil dari seorang wanita. Sel telur tersebut diambil inti selnya.
- Inti sel dari donor disisipkan ke dalam sel telur. Terjadi proses pembelahan dan pertumbuhan dalam sel telur.
- Pada hari kedua, mereka tumbuh menjadi sel embrio dan terus membelah dan pada hari kelima mulai memisahkan diri.
- Pada hari kelima inilah sel embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita dan berkembang menjadi bayi dengan kode genetik sama dengan sel donor
3.
Manfaat Kloning
- Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
- Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
- Untuk tujuan diagnostik dan terapi
- Menolong atau menyembuhkan pasangan infertile untuk mempunyai ketur
4.
Dampak
Positif dan Negatif Kloning
o Dampak positif
Dampak yang positif ada pada
tumbuhan, dan dapat memberikan manfaat lebih banyak. Salah satunya adalah
memperbanyak tanaman yang unggul. Tanaman tersebut yang akan berkembang adalah
tersebut tanaman baru yang akan berkembang dalam waktu singkat dan cepat dan
akan mamilikisifat yang sama dengan induknya.
o Dampak negatif
Kloning
pada tanaman akan menghasilkan tanaman yang baru dari tanaman yang langka.
Demikian pula pada hewan dan manusia, namun pada hewan dan manusia juga masih
di pertentangkan. Kalangan tersebut yang menentang suatu berpendapat bahwa pengkloningan ini dapat
juga disalah gunakan untuk menciptakan spesies dan ras baru. Dan juga
pengkloningan pada mamalia belum sepenuhnya sempurna, buktinya pengkloningan
domba dolly yang masih banyak menderita banyak penyakit.
6.Pro dan Kontra Masyarakat Terhadap
Kloning
Bertolak dari manfaat dan
mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar
kemasyarakatan perlu segera merumuskan yang mengenai aturan pemakaian teknologi
kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi
malapetaka.Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan,
bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah,
pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita.Jadi satu-satunya cara adalah
kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di
sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk itulah kemudian
membandingkannya.
Jadi,
Anda akan mendapatkan bukti.Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang
percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi.
Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada,
sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota
di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika Kloning terhadap manusia (Eve)
merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang
akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh
ramalan manusia.
Betapa tidak, cara ini dianggap
sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebcerdas, kuat, rupawan,
ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan
konvensional.
7.Pandangan
Agama Terhadap Kloning
v Menurut Pandangan Agama Islam
Dalam kitab - kitab klasik belum
(atau mungkin malah tidak) ditemukan pendapat-pendapat pakar hukum Islam
mengenai hukum spesifik kloning. Namun, metode pengambilan hukum melalui
kaidah-kaidah ushul fiqh yang telah digunakan mereka bisa dijadikan panduan
untuk mengambil dan menentukan kasus-kasus hukum yang akan terjadi berikutnya.
Karena belum (mungkin juga tidak) ditemukannya rujukan dari kitab-kitab hukum
terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini dan belum
ditemukan kesepakatan final . Dalam kasus yang menyeluruh. di sini kami akan
kemukakan beberapa pendapat sebagian ahli hukum Islam masa kini mengenai kasus
kloning ini. Pendapat ini kami kutip dari kajian yang dibuat Badan Kajian
Keislaman (Majma’al-Buhts al-Islamiyyah), Kairo, Mesir.Kloning itu terhadap
tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia maka
hukumnya itu mubah/halal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu
yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia (lihat surat
al-Baqarah/2:29 dan dengan surat al-Jatsiyah/45:13).
Professor Abdulaziz Sachedina of the
University of Virginia, merujuk pada ayat Al-quran surat Al-Mukminun 12-14,
bahwa ilmuwan yang mengadakan kloning ini tidak mempercayai Allah adalah
pencipta yang paling sempurna terhadap makhluknya. Usaha mengkloning adalah
usaha untuk mengingkari kesempurnaan Allah (QS. 23:12-14) ” Dan Sesungguhnya
kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik”.Hasil konferensi tahun 1997 oleh Islamic fiqh mengemukakan
pandangan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta, seminar ini menyimpulkan
bahwa Kloning manusia itu haram dan Kloning terhadap hewan itu halal, Kloning
terhadap manusia itu akan menimbulkan masalah komplek sosial dan moral.
Fatwa terakhir, tentang larangan
mengkloning manusia dikeluarkan jawatan Kuasa Fatwa Majelis Kebangsaan Malaysia
yang melalui keputusan mudzakarah yang ke 51 pada tanggal 11 maret 2002,
menetapkan bahwa : (1) Kloning manusia untuk tujuan apapun adalah haram, karena
bertentangan dengan fitrah kejadian manusia, sebagaimana yang ditentukan oleh
Allah SWT. (2) Penggunaan stem cell dengan tujuan medis sejauh tidak ber
tentangan dengan hukum syara diperbolehkan.
Ali Yafie dengan tegas menyatakan
bahwa bayi kloning merupakan bayi bermasalah dalam bentuk hukum islam karena
bersangkutan dengan :
Bayi kloning akan dipertanyakan
siapa ibu dan bapak syahnya dalam proses kloning terdapat 3
pihak.Perempuan yang diambil sel telurnya, donor pemberi selnya (inti selnya
akan mengganti inti sel pertama yang sudah dihancurkan, Ibu pengganti yang rahimnya dipakai
untuk
menanam embrio yang berasal dari
donor, sampai dapat menyelesaikan perkembangannya dan melahirkannya, ketiga
pihak itu dipertanyakan status dan hubungannya dalam unit keluarga. Proses kloning menggambarkan
lahirnya manusia akan mendapat nasab dari mana.Karena kloning itu adalah persoalan kontemporer yang hukumnya
sendiri tidak pernah dibicarakan dalam al-Quran maupun Hadist dan ijtihad para
ulama Mutaqaddimin. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menetapkan
hukumnya adalah melalui ijtihad.
Implikasi positif
Kloning
dapat membantu pasangan suami-istri yang mempunyai problem reproduksi untuk
memperoleh anak,Dengan kloning, para ilmuwan dapat mengobati berbagai macam
penyakit akibat rusaknya, beberapa gen yang terdapat dalam tubuh
manusia,Kloning memberikan peluang kepada para ilmuwan untuk menentukan
karakteristik (fisik dan mental),Ilmuwan dapat menentukan silsilah seseorang
yang tak dikenal Dapat menjadikan sebagai dasar untuk membuktikan pelaku
perzinahan.
Implikasi
negatif
Proses
penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata (the divine will),
dengan mengkloning manusia, berarti telah memasuki dan mengintervensi ranah
kekuasaan Allah,Para ilmuwan tersebut tidak mempercayai bahwa Allah adalah
pencipta yang paling sempurna (Ahsan al-Khaliqin),Tuhan telah menciptakan
manusia dengan keragaman, kloning manusia bertentangan dengan sunatullah.
(Partaonan Daulay, 2005 . 92) Kloning ini hukumnya haram menurut hukum Islam
dan tidak boleh dilakukan. Kloning manusia akan menghilangkan garis keturunan,
padahal Islam mewajibkan memelihara nasab, diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,
yang mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda :
“ Siapa saja yang menghubungkan
kepada orang yang bukan ayahnya, atau seorang budak bertuan kepada selain
tuannya, maka akan mendapat laknat dariAllah,paramalaikat,danseluruhmanusia.(HR.IbnuMajah).
Menjadi hal yang menarik pada poling tahun 2001 oleh CNN, diantara 1005 orang Amerika yang menganggap kloning manusia adalah ide yang buruk lebih dari 90 persen. Dan hampir 69 persen menganggap itu adalah melawan kehendak Tuhan. Hanya 19 persen pada tahun 1997 yang menganggap tidak melawan kehenda Tuhan dan meningkat pada tahun yaitu 2001, 23 persen menganggap itu tidak melawan perintah Tuhan.
Menjadi hal yang menarik pada poling tahun 2001 oleh CNN, diantara 1005 orang Amerika yang menganggap kloning manusia adalah ide yang buruk lebih dari 90 persen. Dan hampir 69 persen menganggap itu adalah melawan kehendak Tuhan. Hanya 19 persen pada tahun 1997 yang menganggap tidak melawan kehenda Tuhan dan meningkat pada tahun yaitu 2001, 23 persen menganggap itu tidak melawan perintah Tuhan.
v Menurut Pandangan Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu, ada tiga jenis
makhluk yang diciptakan Tuhan, yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia, sesuai
dengan ruang dan waktu. Manusia merupakan yang paling sempurna, karena ia punya
kelebihan bisa menentukan dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Tubuh
manusia, termasuk seluruh elemennya, juga mempunyai kodrat sendiri-sendiri.
Kuku di kaki, rambut di kepala, dan seterusnya, itu memiliki kodrat
masing-masing.
Dalam cerita ini Ramayana
dikatakan bahwa Dewa Agni pernah menciptakan Maya Sintha (Kloningan Sitha) agar
Sitha asli selamat dari upacara pembuktian kesucian dengan media api. dalam
hindu sendiri para jiwa-jiwa yang berkualitas siddhi mampu melakukan banyak
hal,termasuk seperti kloningan ini. dvaita konsep menyatakan bahwa sang Dewa
adalah sama dengan Jiwa yang artinya terpisah dari Tuhan itu sendiri,jadi jika
dikatakan dewa Agni bisa melakukan hal itu,jelas bahwa ciptaan tuhan mampu
melakukan kloningan seperti sekarang ini.dan sedangkan Advaita konsep
menganggap bahwa atman adalah percikan kecil dari Brahman yang
menyimpulkan bahwa atma juga adalah tuhan. konsep ini malah menyimpulkan
dengan lebih jelas lagi,jika atman adalah sama dengan Tuhan,maka tak heran jika
atman dengan indriya dan kemampuannya mampu mengkloning.tapi terlepas dari hal
itu,membenturkan cerita dahulu kala yang sulit dalam pembuktiannya dengan
Sains, akan sangat susah.
v Menurut Pandangan Agama
Kristen Protestan
Sekalipun
Alkitab tidak secara khusus membicarakan topik mengenai kloning manusia, ada
prinsip-prinsip Alkitab yang hanya dapat memberi pencerahan. Kloning
membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil. Pertama - tama DNA
dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung kode
informasi genetik itu kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari
sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa
menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan
terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati. Juga sangat
mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik
yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning
diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan sebuah
peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. Sekalipun mungkin saja
untuk makhluk duplikat diciptakan dengan cara semacam ini (misalnya domba
Dolly), kemungkinan untuk berhasilnya menduplikasikan suatu makhluk hidup tanpa
ada variasi, dan tanpa adanya komplikasi, adalah amat sangat tipis. Pandangan
Kristen protestan mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang
beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah,
dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia
diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan
ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai
dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang dijual atau diperdagangkan.
Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan
organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak
dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan
menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat
mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya
melakukan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning
menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk
membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio
harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio manusia
sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu
bertumbuh dewasa. Pada intinya dalam ajaran Agama Kristen protestan tidak di
perbolehkan adanya proses kloning pada manusia akan tetapi jika terhadap hewan
dan tumbuhan proses kloning diperbolehkan .
v Menurut Pandangan AgamaKristen Katolik
Pandangan Agama Kristen Katolik mengenai proses kloning
manusia dapat ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat
manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian
1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan
bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu
adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas
yang mana dijual atau diperdagangkan. Sebagian dari orang mempromosikan kloning untuk manusia
dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang
membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok.
Pemikirannya adalah mengambil DNA
sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan
sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini
mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat merendahkan
kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan
walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan
DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning
akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan
untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.
Mengenai
apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian
2:7 mengatakan bahwa “ Ketika itulah TUHAN
Allah membentuk manusia itu dari
debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah gambaran Allah menciptakan jiwa
manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45).
Pertanyaannya adalah jiwa seperti apa yang akan diciptakan oleh kloning
manusia? Ini bukanlah pertanyaan yang dapat kita jawab saat ini.
Banyak orang percaya bahwa hidup
tidak dimulai pada saat pembuahan ini dengan terbentuknya embrio, dan karena itu
embrio bukan betul - betul manusia. Alkitab mengajarkan hal yang berbeda.
Mazmur 139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena
kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang
tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu
melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari
yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
” Penulis, Daud, menyatakan bahwa
dia dikenal secara pribadi oleh Allah sebelum dia dilahirkan, berarti bahwa
pada saat pembuahannya dia adalah manusia dengan masa depan dan Allah mengenal
Dia dengan dekat.Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil
Yesaya untuk melayani sebagai nabi ketika dia masih berada dalam kandungan ibu.
Yohanes Pembaptis juga dipenuhi dengan Roh Kudus ketika dia masih berada dalam
kandungan (Lukas 1:15). Semua ini menunjuk pada pendirian Alkitab bahwa hidup
dimulai pada saat pembuahan. Dalam terang ini, kloning manusia, bersama dengan
dirusaknya embrio manusia, tidaklah sejalan dengan pandangan Alkitab mengenai
hidup manusia.Lebih dari itu, kalau manusia diciptakan, tentulah ada Sang
Pencipta, dan karena itu manusia tunduk dan bertanggung jawab kepada Sang
Pencipta itu. Sekalipun pandangan umum pandangan psikologi sekuler dan
humanistik mau orang percaya bahwa manusia yang tidak bertanggung jawab kepada siapapun
kecuali dirinya sendiri, dan bahwa manusia adalah otoritas tertinggi, Alkitab
mengajarkan hal yang berbeda. Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan
manusia, dan memberi manusia tanggung jawab atas bumi ini (Kejadian 1:28-29 dan
Kejadian 9:1-2). Dengan tanggung jawab ini ada akuntabilitas kepada Allah.
Manusia bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan karena itu dia tidak dalam
posisi untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu
pengetahuan juga bukan otoritas yang menentukan etis tidaknya kloning manusia,
aborsi, atau eutanasia.
Menurut Alkitab, Allah adalah
satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha
mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi
Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.Kalau kita
melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan sebagai
ciptaan yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka tidak sulit untuk
melihat manusia tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki.
Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan unsur-unsur kimia. Alkitab
dengan jelas yang mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap kita dan memiliki
rencana khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan hubungan pribadi
dengan setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.Sekalipun ada aspek-aspek
kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kontrol
terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah bodoh kalau beranggapan
bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning. Manusia tidak dalam posisi
untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan
untuk mengatur kloning manusia.
v Menurut Pandangan
Agama Budha
Dari sudut pandang budha,
maka kita percaya bahwa tidak ada kekuatan yang bisa melawan hukum-hukum Dhamma
hukum alam yang “mengatur” semesta ini. Selama ini kita hanya bisa hidup dengan
menyelaraskan diri dengan hukum alam. Kita, misalnya, hanya bisa bernapas
dengan menghirup udara, karenanya harus menggunakan tabung oksigen di dalam
laut. Kita minum air tawar bukan air
asin; kalau tidak air tawar, maka kita hanya bisa berusaha menawarkan air asin,
dan sebagainya.
Ada dua kategori hukum alam yang
terkait dalama masalah kloning, yakni:
Bija Niyama (hukum-hukum biologis) .Dari sudut Bija Niyama, terbukti, sebenarnya apa yang dilakukan oleh para sarjana selama ini, hanyalah sekedar mempelajari hukum alam (dalam hal ini proses alami pembuahan) lalu mencontohi dan menerapkannya (dalam hal ini memberi kejutan listrik dan mengkondisikan “pembuahan” masuknya DNA ke sel ovum). Nah, sampai disini kita tidak usah kwatir, sebab bila tidak sejalan dengan hukum alam, maka tidak akan berhasil (dalam istilah agama lain : “Bila tidak dikehendaki Tuhan”). Dalam kasus Dolly, terbukti para sarjana masih sangat meragukan kelangsungan hidup Dolly. Secara biologis, Dolly yang baru dilahirkan sebenarnya telah berumur 6 tahun, karena DNA-nya diambil dari sel yang telah berumur 6 tahun (domba induk yang di”fotokopi” telah berumur 6 tahun). Terbukti hukum alam Anicca turut “menghadangnya”. Belum lagi, telah terbukti bahwa hasil kloning biasanya peka terhadap perubahan lingkungan dan cepat mati.
Bija Niyama (hukum-hukum biologis) .Dari sudut Bija Niyama, terbukti, sebenarnya apa yang dilakukan oleh para sarjana selama ini, hanyalah sekedar mempelajari hukum alam (dalam hal ini proses alami pembuahan) lalu mencontohi dan menerapkannya (dalam hal ini memberi kejutan listrik dan mengkondisikan “pembuahan” masuknya DNA ke sel ovum). Nah, sampai disini kita tidak usah kwatir, sebab bila tidak sejalan dengan hukum alam, maka tidak akan berhasil (dalam istilah agama lain : “Bila tidak dikehendaki Tuhan”). Dalam kasus Dolly, terbukti para sarjana masih sangat meragukan kelangsungan hidup Dolly. Secara biologis, Dolly yang baru dilahirkan sebenarnya telah berumur 6 tahun, karena DNA-nya diambil dari sel yang telah berumur 6 tahun (domba induk yang di”fotokopi” telah berumur 6 tahun). Terbukti hukum alam Anicca turut “menghadangnya”. Belum lagi, telah terbukti bahwa hasil kloning biasanya peka terhadap perubahan lingkungan dan cepat mati.
Terbukti,
embrio manusia hasil kloning Jerry Hall diatas hanya berumur beberapa hari dan
tidak sampai menjadi jabang bayi. Apa gunanya usaha kloning bila hanya untuk
menghasilkan makhluk berumur pendek – mengalami penuaan dini dan berpenyakitan.
Saat ini pun para ilmuwan masih “wait and see” pada nasib Dolly.Kamma Niyama
(hukum karma). Dari sudut Kamma Niyama, diketahui bahwa kelahiran kembali
dikondisikan oleh Tanha (keinginan yang sangat kuat) dalam hal ini Kamma Tanha
(keinginan kuat akan kenikmatan nafsu) dan Bhava Tanha (keinginan kuat untuk
senantiasa bereksis). Keinginan kuat ini berbentuk arus enerji batin yang
sangat kuat yang lalu mencari “wadah” (badan) untuk bereksis (baca: lahir
kembali). Enerji batin yang luar biasa
ini adalah unsur utama kelahiran; unsur biologis yang menyediakan “wadah”
adalah unsur berikutnya, itu yang tanpa
harus memperhitungkan bagaimana unsur biologis itu dipersiapkan oleh alam.
Lalu, bagaimana (perjalanan) karma dari mereka yang adalah hasil “fotokopi”
dengan “asli”nya, atau apalagi kalau “fotokopi”nya dibuat banyak. Vinnana
(kesadaran / “jiwa” terlahir kembali) mana yang asli?. Apakah yang vinnana itu juga turut “berfotokopi”?
Penjelasannya yang sangat sederhana. Di alam ini tidak ada makhluk yang persis
sama. Sebenarnya hasil kloning tidak mungkin pernah sama.
Walau “blue print” (DNA) sama, tapi
pengalaman-pengalaman yang akan di alami tidak mungkin sama. Disekitar kita
saja, banyak kembar identik (berwajah sama, bersifat sama) yang terlahir dari
satu zygote (calon embrio hasil pembuahan alami) yang membelah menjadi dua.
Mereka sebenarnya justru adalah kloning alami, tapi bukankah para kembar
identik di masyarakat kita perjalanan nasibya (baca: karmanya) akan berbeda.
Jadi, jelas mereka berasal dari vinnana yang berbeda. Kedekatan kondisi atau
keakraban mereka satu sama lain di alam kehidupan yang sebelumnya
mengkondisikan mereka terlahir di kandungan yang sama. Kondisi (sankhara)
termasuk pengalaman-pengalaman hidupnya (yang dalam bahasa buddhis adalah
bersangkutan dengan karma-nya) akan berbeda sejak dimulainya pembelahan sel
(yang kemudian akan membentuk makhluk utuh). Tempat “nidasi” (tempat embrio
melekat di kandungan ibu) dari dua kembar identik, sudah pasti akan berbeda.
Dan, ternyata nutrisi yang diterima oleh jabang bayi di dalam kandungan tersebut tergantung pada lokasi nidasi ini.
Nutrisi yang berbeda menyebabkan pula perbedaan besar dan sehatnya bayi yang
lahir .Setelah lahir pengalaman hidupnya pasti akan berbeda. Dengan demikian
Kamma Niyama (hukum karma) berjalan terus. Tidak ada benturan dengan Dhamma.
Dhamma adalah hukum alam, hukum alam tidak bisa dilawan.
Agama Buddha melarang atau tidak
melarang kloning?. Bila ditelusuri lebih lanjut, maka istilah melarang
sebenarnya tidak relevan dengan ajaran Sang Buddha. Ajaran Sang Buddha bukanlah
pasal-pasal hukum dan undang-undang. Agama Buddha adalah ajaran yang mengajarkan
ajaran ketuhanan menunjukkan yang mana
yang baik dan yang mana yang tidak baik bukan ajaran yang mengajarkan “perintah
Tuhan”. Ajaran agama Buddha sebenarnya tidak
mendasarkan mnengatakan bahwa dapat tidaknya
konsep melarang (atau membolehkan) adalah konsep manusiawi. Tuhan adalah sesuatu itu yang lebih besar, bukan makhluk bukan pribadi. Juga bukan makhluk adikodrati ataupun mahadewa, yang dianggap sebagai penguasa alam ini. Umat Buddha juga tidak perlu kwatir bahwa usaha kloning akan melecehkan kitab suci Tipitaka. Kita tidak perlu mendasarkan keberadaan Dhamma pada kitab-kitab suci dan sabda-sabda. Dhamma adalah hukum alam. Hukum alam akan berjalan tidak tergantung pada ada atau tidaknya kitab suci Tipitaka (buat umat Buddha) ataupun pernah atau tidak pernahnya Sang Buddha terlahir.Dengan demikian, sebenarnya pertimbangan pemberlakuan sesuatu hal dalam pandangan agama Buddha adalah pada baik atau tidak baiknya hasil perbuatan itu bagi diri sendiri dan bagi diri orang lain.
konsep melarang (atau membolehkan) adalah konsep manusiawi. Tuhan adalah sesuatu itu yang lebih besar, bukan makhluk bukan pribadi. Juga bukan makhluk adikodrati ataupun mahadewa, yang dianggap sebagai penguasa alam ini. Umat Buddha juga tidak perlu kwatir bahwa usaha kloning akan melecehkan kitab suci Tipitaka. Kita tidak perlu mendasarkan keberadaan Dhamma pada kitab-kitab suci dan sabda-sabda. Dhamma adalah hukum alam. Hukum alam akan berjalan tidak tergantung pada ada atau tidaknya kitab suci Tipitaka (buat umat Buddha) ataupun pernah atau tidak pernahnya Sang Buddha terlahir.Dengan demikian, sebenarnya pertimbangan pemberlakuan sesuatu hal dalam pandangan agama Buddha adalah pada baik atau tidak baiknya hasil perbuatan itu bagi diri sendiri dan bagi diri orang lain.
KESIMPULAN
Kloning
dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa genetik individu
identik yang terjadi di alam saat organisme seperti bakteri, serangga ataupun
tanaman bereproduksi secara aseksual . Secara definisi, klon adalah sekelompok
organisme hewan maupun tumbuhan itu melalui proses reproduksi aseksual yang
berasal dari satu induk yang sama. Proses kloning pada hewan menggunakan dua
tehnik yaitu, Tehnik Roslin dan Tehnik Honolulu. Sedangkan, Proses kloning gen
pada manusia meliputi yaitu, mempersiapkan sel stem,sel stem diambil inti sel
yang mengandung informasi genetic kemudian dipindahkan dari sel , mempersiapkan
sel telur , sel telur dipicu supaya terjadinya pembelahan dan pertumbuhan,
blatosis mulai memisahkan diri dan siap diimplantasikan ke rahim, embriontumbuh
dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetic
persis sama dengan sel donor.Manfaat kloning ialah, Untuk pengembangan ilmu pengetahuan , mengembangkan
dan memperbanyak bibit unggu,l Untuk tujuan diagnostik dan terapi, Menolong
ataupun menyembuhkan suatu pasangan infertile untuk
mempunyai ketur.Dampak positif kloning yaitu, ada pada tumbuhan, dan dapat
memberikan manfaat lebih banyak. Salah satunya adalah memperbanyak tanaman yang
unggul. Sedangkan dampak negatif kloning yaitu , kloning pada tanaman tersebut
akan menghasilkan tanaman yang baru dari tanaman yang langka. Demikian pula
pada dan manusia, namun pada hewan dan manusia masih di pertentangkan.Pro dan
kontra masyarakat terhadap kloning ialah, bertolak dari manfaat dan mudlaratnya
teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum maupun itu dan pakar
kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi
kloning. Sebab ini ditangan ilmuwan
‘hitam’, kloning bisa menjadi
malapetaka.Pandangan agama terhadap kloning, semua agama mempunyai
pandangan masing- masing baik dari segi positif maupun negatif.